Selasa, 05 Juni 2012

Tak Paham

langit mulai kusam dan gelap..
jutaan kekelawar hitam...
terbang menyambut malam...

suara-suara ketakutan hewan malam..
keluar dari lorong-lorong keresahan...

kini jiwa ku rapuh...
rayap keraguan grogoti semangat...

perih...
sakit...kurasakan begitu dekat...
tersungkur...
pada lingkaran lembah keputusasaan..

aku bicara..kau berpaling muka..
aku diam ..kau pergi tanpa kata..
apa yang kau mau..

Teriakan Kami

lidah mu ujung belati...
kau tusuk negara mu sendiri...
benamkan harapan rakyat...
kau orang pintar berstatus penjahat...

wahai kau wakil rakyat...
janjimu sungguh tak kami lihat...
demi uang dan jabatan...
kau tukar nurani dengan kebohongan...

sungguh.. kini kau telah buta...
tapi kau malah tertawa...
kini kau sudah tuli...
tapi kau malah menari...

oh...
memang kau sudah gila...
kau tak mengerti...?
atau sengaja kau tutupi diri...

ingatlah...
kami tak kan berhenti...
menjunjung kembali...
menempatkan lebih tinggi...
harga diri... yg telah kau nodai...
serta kau campaki...

Morron - dibawah Tugu Tani " Teriakan Kami "

" KISAH KEMAREN PAGI "

lembutnya tangan ibu membangunkan ku dari tidur lelapku semalam...
ketika beliau membelai rambutku seraya berkata dengan suara lembutnya " bangun nak sudah pagi "...
lalu ku sambut dengan senyum, dan aku pun bergegas membereskan tempat tidurku..
ku buka kordeng jendela kamar...
dan kurasakan sinar cerahnya pagi menerpa wajahku...
tak lupa kulantunkan rasa syukur pada sang Maha Penguasaha...
telah cukup ku bercengkrama sejenak dengan sejuknya udara...
ku segera bergegas untuk mandi...
dan hidangan sarapan ibu pun telah menanti di meja makan...
setelah semua telah aku lakukan...
segera ku persiapkan segala keperluan yang harus kubawa...
dengan niat dan semangat untuk datang ketempat dimana aku belajar tentang sebuah ILMU yang sangat bermanfaat...
ku pamid pada orang tua ku sambil berucap mohon doa dan restu...
motorku telah siap menunggu ku...
teman sejati disaat aku pergi untuk melakukan aktifitasku...
kala itu udara pagi sangat cerah dan menyejukan hati
terlihat lalu lalang kendaraan serta gemuruh para pejalan kaki..
bergegas untuk mengisi hari ini dengan aktifitas masing-masing...
mata ku tetap fokus ke depan..
disaat ku kendalikan sebuah kendaraan roda doa...
seketika itu lampu lalu lintas menyala pada warna merah...
memberi isyarat bahwa laju kendaraan harus segera berhenti...
untuk mempersilahkan yang lain untuk segera melaju pergi...
aku pun termasuk yg terhenti...
sambil melirik kearah kiri dan kanan...
terlihat lah pada ku sebuah pemandangan yang ku anggap ini adalah sebuah anugrah tuhan...
sesosok pria paruh baya...dengan busana kumuh sedang duduk di samping pintu masuk stasiun kereta api...
tangannya menahan sebuah mangkok berisi makanan
dengan lahapnya dia sarapan...
ditemani segelas air teh hangat...
aku pun mulai penasaran...
seakan fikiran ku mengajak diriku untuk memahami...
aq mulai berhenti dan masih ku tetap pandangi bapak paruh baya itu dari kejauhan...
sarapan nya pun telah habis dia selesaikan...
dia pun mulai bercanda dan tertawa...
mengajak para pengunjung warung makan...
seakan tak ada masalah dengan kehidupannya...
aku pun mulai merasakan sesuatu yg dapat kuambil dan ku pahami...
betapa sebuah kemiskinan bukan menjadi tembok penghalang yang kokoh...
untuk kita merasakan tawa dan kebahagian...

by : Morron ( Akbar )

Camar Putih Telah Pergi

" Sang Camar Putih Telah Pergi "


begitu nampak semangatmu. 
yang kau tuliskan pada syair-syair lagumu.
jerit nyanyian perut mereka yg lapar.
kau lantangkan agar para penguasa mendengar.

amarahmu.
amarah tegaskan sebuah perubahan.
perjuanganmu. 
gambarkan haus akan keadilan.

engkau. 
sang camar putih.
terbang diatas samudra hitam.
hitam akan ketimpangan sebuah negri yang sedang sakit.

kini kau tak dapat terbang kembali.
sayap mu kini lelah.
ragamu kini letih.
jatuh tersungkur dalam pelukan illahi.
bersama karya mu yang tak akan pernah mati.


" Sang Camar Putih Telah Pergi" ( to : Franky Sahilatua )...by : -morron-